Pelatihan Syukur untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Siswa

Foto oleh Simon Berger: https://www.pexels.com/id-id/foto/daun-maple-coklat-dan-kuning-3133466/
Syukur (gratitude) dalam pandangan barat merupakan suatu
keadaan emosi dan cara menyikapi hidup yang menjadi sumber kekuatan manusia
untuk meningkatkan kapasitas diri dan menjaga hubungan baik dengan orang lain (Emmons
& Crumpler, 2000). Syukur dalam pandangan Islam merupakan Perwujudan
rasa syukur kepada Allah melalui hati, lisan dan perbuatan (ElFati, 2015).
Dengan demikaian hakikat syukur dalam konteks Barat lebih kepada adanya
perasaan dan keinginan berbuat baik untuk membalas kebaikan orang lain atas apa
yang dilakukan kepadanya, sedangkan hakikat syukur dalam konteks Islam lebih
kepada ucapan terima kasih kepada Allah atas apa yang diberikan kepadanya
dengan cara mengagungkan nama-Nya melalui hati dan lisan yang disertai dengan
perbuatan amal jariah yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Kesejahteraan Psikologis
Ryff dan Singer
(2008) mendefinisikan kesejahteraan psikologis sebagai tingkat
keberfungsian individu sepenuhnya yang meliputi dimensi penerimaan diri (self-acceptance),
hubungan yang positif dengan orang lain (positive relation with others),
kemandirian (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery),
memiliki tujuan dalam hidup (purpose in life), dan
pertumbuhan pribadi (personal growth). Hurlock (2013)
menyebutkan bahwa kesejahteraan psikologis merupakan kondisi terpenuhi atau
tidaknya sikap acceptance (penerimaan), affection (kasih sayang)
dan Achievement (pencapaian) dari individu tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
kesejahteraan psikologis merupakan suatu tingkat keberfungsian individu secara
utuh yang dapat menentukan kondisi terpenuhi ataupun tidaknya dimensi
penerimaan diri, hubungan yang positif dengan orang lain, kemandirian,
penguasaan lingkungan, memiliki tujuan dalam hidup, dan pertumbuhan pribadi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologi seseorang,
yaitu kesehatan, usia, gender, sosial ekonomi, dukungan sosial, religiusitas
dan spiritualitas, optimisme, keperibadian, dan gratitude.
Syukur Pandangan Barat
Kebersyukuran dalam bahasa Inggris disebut gratitude. Kata
gratitude berasal dari bahasa latin yaitu gratia yang berarti kelembutan,
kebaikan hati atau terima kasih (Pruyser 1976; Emmons &
McCullough, 2003). Emmons & Crumpler (2000)
mendefinisikan gratitude sebagai suatu keadaan emosi dan cara menyikapi hidup
yang menjadi sumber kekuatan manusia untuk meningkatkan kapasitas diri dan
menjaga hubungan baik dengan orang lain. McCullough, Emmons,
& Tsang (2004) mendefinisikan kebersyukuran diartikan sebagai
merepleksikan kebaikan yang diterima melalui aspirasi perasaan dan tindakan
untuk membalas kebaikan orang lain, seperti menolong dan membalas kebaikan
orang lain. hakikat syukur dalam konteks barat merupakan adanya perasaan dan
keinginan berbuat baik untuk membalas kebaikan orang lain atas apa yang
dilakukan kepadanya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
gratitude atau syukur merupakan adanya perasaan dan keinginan untuk membalas
kebaikan atau kedamaian yang diterimanya baik itu kepada Tuhan sebagai pemberi
nikmat maupun manusia sebagai mahluk sesama yang suka membantunya.
Syukur Pandangan Islam
Ubaid (2012)
mendefinisikan syukur sebagai memuji Dzat yang memberi kenikmatan atas limpahan
kebaikan yang Dia anugerahkan. Imam Nawawi (El-fati, 2015) dalam kitab
tafsirnya mengatakan esensi syukur sebagai pengakuan atas kenikmatan yang
diberikan oleh Sang Maha Pemurah disertai sikap mengagungkan-Nya. Menurut El-Fati
(2015) Perwujudan syukur dalam Islam melibatkan tiga perkara yaitu
syukur dengan hati, syukur dengan lisan dan syukur dengan perbuatan. Syukur
dengan hati dapat dilakukan dengan menyadari secara penuh bahwa nikmat yang
diperoleh adalah semata-mata karena anugerah dan nikmat dari Allah SWT. Syukur
dengan lisan adalah mengakui dengan ucapan bahwa sumber segala nikmat itu dari
Allah SWT seraya memuji-Nya. Syukur dengan perbuatan adalah menggunakan nikmat
yang diperoleh itu sesuai dengan tujuan penciptaan atau penganugrahan-Nya.
Dengan demikaian hakikat syukur dalam konteks Islam merupakan ucapan terima
kasih kepada Allah atas apa yang diberikan kepadanya dengan cara mengagungkan
nama-Nya melalui hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan amal jariah yang
dikehendaki oleh Allah SWT.
Pelatihan Syukur
Pelatihan syukur merupakan suatu serangkaian kegiatan atau aktivitas
yang bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan perasaan dan keinginan untuk
membalas kebaikan atau kedamaian yang diterimanya baik itu kepada Allah SWT
sebagai pemberi nikmat maupun manusia sebagai mahluk sesama yang suka
membantunya melalaui hati, lisan dan perbuatan. Aspek-Aspek yang dikemukakan
oleh Al-Jauziyah (2010) digunakan oleh peneliti sebagai panduan
untuk pelatihan syukur, yakni;
(1)
Mengakui
nikmat Allah SWT;
(2)
Memberi
pujian kepada orang yang berbuat baik;
(3)
Menjaga
karunia Allah SWT;
(4)
Menjaga
diri untuk tidak mengerjakan perbuatan terlarang;
(5)
Mengabdikan
diri dengan penuh khidmat kepada Allah SWT;
(6)
Menyadari
diri lemah untuk mengucapkan syukur;
(7)
Mencurahkan
semua tenaga untuk taat kepada Allah SWT;
(8)
Menggunakan
nikmat Allah untuk mencapai ridhoNya; dan
(9)
Merasa
nikmat dengan memuji Allah atas semua pemberian-Nya.
Editor: Firsty Nurmeiliza
Halo sobat Al-qolam buat kamu yang karya tulis tapi di diemin aja,
hmm sayang banget nggak tuhh. Dari pada bingung, yuk kirim tulisan mu ke emal:
kspialqolamums@gmail.com, dan jangan lupa konfimasi yah: wa.me/6289628513503.
Note: Apabila tulisan kamu dalam 1 minggu belum kami upload,
secara otomatis tulisan kamu belum diterima , nggak usah khawatir yahh, bisa di
coba lagi. Terus semangat jangan lupa berkarya!!
Komentar
Posting Komentar