Hubungan antara Khusnudzon, Sabar, dan Kualitas Pernikahan pada Pasangan Long Distance Marriage
Foto oleh RODNAE Productions: https://www.pexels.com/id-id/foto/cahaya-kota-fajar-pemandangan-6415036/
Dewasa ini fenomena long distance marriage (LDM) sudah
banyak terjadi di kalangan masyarakat. Maines mendefinisikan long distance
marriage (LDM) merupakan sebuah pernikahan terpisah yang dijalani oleh
suami dan istri yang didasari oleh komitmen sebelum adanya pernikahan karena
adanya tuntutan pekerjaan (Margiani & Ekayati, 2013) atau bersekolah
(Ramadhini & Hendriani, 2015). Pasangan long distance marriage
berpisah secara fisik antara satu dengan yang lain dalam beberapa periode waktu
(Suminar & Kaddi, 2018). Berpisahnya suami dan istri, menimbulkan
berbagai permasalahan dalam rumah tangga. Permasalahan yang sering terjadi
adalah masalah komunikasi (Rachmawati & Mastuti, 2013), keintiman (Prameswara
& Sakti, 2016), perasaan menjadi single parent pada istri
(Margiani & Ekayati, 2013) dan meningkatnya stres pada pasangan
(Nastiti & Bimantoro, 2017).
Berbagai permasalahan dalam rumah tangga pasangan long distance
marriage jika tidak diselesaikan akan berpengaruh kepada kualitas
pernikahan. Kualitas pernikahan menurut Spanier (1976) merupakan
evaluasi individu mengenai kepuasan pernikahan yang dijalani, kebiasaan yang
sering dilakukan oleh pasangan, peraturan yang diterapkan pada pasangan dan
intensitas hubungan seksual pada pasangan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Fletcher,
Simpson dan Thomas (2000) menambahkan bahwa untuk
mengetahui kualitas pernikahan individu haruslah mengevalusi pernikahan melalui
sudut pandang pasangan seperti perasaan cinta, rasa kepercayaan dan komitmen
yang dimiliki.
Salah satu cara untuk mempertahankan pernikahan adalah dengan
berfikir positif. berfikir positif merupakan interpretasi dari orientasi masa
lalu, saat ini dan masa yang akan datang dengan ekspektasi yang positif (Khodayarifard,
Zandi dan Akbari-Zardkhaneh, 2016). Berfikir positif didalam Islam
dinamakan khusnudzon. Menurut Rusydi (2012) khusnudzon
merupakan sikap yang muncul dari dalam hati yang tentram dan tenang untuk
menerima segala sesuatu yang ditetapkan Allah SWT, sehingga individu tidak
merasa khawtir dan curiga atas ketetapan Allah. Pada pasangan long distance
marriage, pasangan diharuskan mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif
agar terhindar dari permasalahan rumah tangga, yaitu stres (Litiloly &
Swastiningsih, 2014). Dari pemaparan diatas, peneliti ingin mengetahui
hubungan antara khusnudzon, sabar dan kualitas perkawinan pada pasangan long
distance marriage.
Tips menjaga LDM agar tetap harmonis
·
Komitmen
Tetap fokus pada hal-hal positif yang didapat dari keputusan
menjalani LDM. Ingat lagi alasan dan tujuan kenapa LDM menjadi pilihan kalian.
Dalam LDM, komitmen di antaranya adalah tentang kesetiaan.
·
Komunikasi
Kamu bisa memilih berkomunikasi hanya dengan menggunakan suara atau
langsung melihat wajahnya melalui video call WhatsApp, Skype, Google
Hangout, dan masih banyak lagi pilihan lainnya. Selalu sempatkan berkomunikasi
dengan pasangan sesibuk apa pun.
·
Simpan
memori bersama pasangan
Menyimpan memori bersama pasangan bertujuan untuk menjaga kedekatan
secara psikologis, bisa dalam bentuk cetakan gambar yang diletakkan di dompet,
atau meja kerja.
Editor: Firsty Nurmeiliza
Halo sobat Al-qolam buat kamu yang karya tulis tapi di diemin aja, hmm sayang banget nggak tuhh. Dari pada bingung, yuk kirim tulisan mu ke emal: kspialqolamums@gmail.com, dan jangan lupa konfimasi yah: wa.me/6289628513503.
Note: Apabila tulisan kamu dalam 1 minggu belum kami upload, secara otomatis tulisan kamu belum diterima , nggak usah khawatir yahh, bisa di coba lagi. Terus semangat jangan lupa berkarya!!
Komentar
Posting Komentar