Kebermaknaan Hidup, Keikhlasan, dan Dukungan Sosial Pada Penyintas Autoimun
Foto oleh : https://www.pexels.com/id-id/foto/2-orang-berpegangan-tangan-45842/
Autoimun merupakan suatu respon imun terhadap antigen jaringan
sendi yang terjadi akibat adanya kegagalan pada toleransi imunitas di dalam
tubuh. Penyakit autoimun dapat terjadi ketika respon sistem terhadap suatu kekebalan
tubuh yang mengalami gangguan, di karenakan adanya suatu kombinasi antara faktor
lingkungan, faktor genetik ataupun tubuh individu itu sendiri yang kemudian
menyerang pada jaringan tubuh sehingga memunculkan kerusakan jaringan atau
gangguan fisiologis, padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme
yang membahayakan tubuh (Kumar, Cotran & Robbins, 2007). Selain faktor
fisik, faktor psikologis juga memiliki berperan dalam timbulnya penyakit
autoimun. Sebaliknya, penyakit autoimun juga dapat menimbulkan emosi negatif
seperti kesedihan mendalam, marah, dan putus asa (Cardoba, 2017).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2013)
diketahui bahwa salah satu penyintas autoimun jenis psoriasis mengalami stress
psikologis dan gangguan psikososial. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa
penyintas autoimun jenis myasthenia gravis mengalami gangguan kecemasan berupa gangguan
panik dan depresif (Kulaksizoglu, 2007) dikarenakan banyaknya kegiatan
yang tidak dapat dilakukan dan tanggung jawab yang tidak dapat dipenuhi dengan
baik karena kondisi tubuh yang semakin melemah. Selain itu, penyakit autoimun
jenis rheumatoid arthritis (RA) juga termasuk penyakit
kronik sistemik yang sering disertai dengan depresi pada 20-30% pasiennya (Mudjaddid,
Puspitasari, Setyohadi, & Dewiyasti, 2017).
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kebermakanaan hidup
seseorang, diantaranya yaitu faktor internal yang meliputi pemahaman diri,
bertindak postif, pengakraban lingkungan, pendalaman nilai dan ibadah.
Sedangkan untuk faktor eksternal meliputi material, pekerjaan dan dukungan
sosial. Berdasarkan faktor internal yaitu ibadah dapat dikaitkan dengan
variabel keikhlasan, seperti yang termaktub dalam berfirman Allah SWT:
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ
رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku,
hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam," (QS.
Al-An'am 6: Ayat 162)
لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚ وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَاۡ اَوَّلُ
الْمُسْلِمِيْنَ
"Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama berserah diri (muslim)." (QS.
Al-An'am 6: Ayat 163)
Ayat tersebut menjelaskan tentang perintah Allah kepada seluruh
kaum muslimin untuk berkeyakinan bahwa shalat, ibadah, hidup, dan mati adalah
untuk Allah SWT, Tuhan semesta alam. Seorang muslim harus memiliki keyakinan
bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, sehingga
Dia-lah penentu hidup dan mati seseorang, serta mengatur segala sesuatu di
seluruh alam ini.
Kebermaknaan hidup dicirikan dengan individu yang mampu menentukan
tujuan hidup dan nilai-nilai personal. Makna hidup berfungsi sebagai motivasi
menentukan tujuan dalam kehidupan (Steger, 2011). Kebermaknaan hidup
juga memiliki faktor trinilai yang didalamnya mencakup tentang bagaimana
seorang individu beribadah atau berhubungan dengan Tuhan. Salah satunya adalah
motivasi individu untuk lebih dekat dengan Tuhan. Hubungan antara individu
dengan Tuhan dimana adanya motivasi ketika akan beribadah (Bastaman, 1996).
Al-Jauziyah (1999)
menyatakan bahwa seorang individu yang ikhlas senantiasa memiliki pemikiran
positif untuk selalu memperbaiki segala sesuatu yang telah diperbuatnya ke arah
yang lebih positif. Peterson dan Roy (1985) menemukan
bahwa ketika seorang individu memiliki kenyamanan yang timbul dari proses
ritual keagamaannya cenderung memiliki kebermaknaan hidup dan kepuasan hidup
yang tinggi.
Bastaman (1996)
menyatakan penghayatan dari makna hidup dapat disebabkan oleh adanya beberapa
dimensi sosial, salah satu dimensi sosial itu adalah dukungan sosial. Dukungan
sosial merupakan sebuah keadaan dimana individu mendapat dukungan secara
emosional maupun berupa dukungan berupa informasi dari orang-orang yang berada
di sekitarnya sehingga individu tersebut memiliki kenyamanan berada dan menjadi
bagian dari lingkungan sosial tersebut.
Dukungan sosial menurut Sarafino (1998) dapat menjadi
suatu pertahanan bagi individu ketika sedang mengalami situasi yang penuh
dengan tekanan dan dapat merubah cara pandang negatif seorang individu terhadap
situasi yang penuh dengan stres. Adanya dukungan dari lingkungan sosial
menjadikan penyintas autoimun memiliki pertolongan terhadap masalah yang
dihadapinya dan menjadikan individu tersebut memiliki masukan untuk mencari
solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi serta menumbuhkan keyakinan bahwa
permasalahan yang sedang dihadapi akan mampu diselesaikan (Astuti &
Budiyani, 2010). Ketika penyintas autoimun mampu merasakan akan
adanya dukungan sosial maka dirinya akan mendapat pengalaman bahwa dirinya
dicintai dan diperhatikan sehingga individu tersebut merasa dirinya berharga
dimata orang lain (Hayyu & Mulyana, 2015).
Menurut Bastaman (2007) ketika seorang individu
memiliki harapan atau keyakinan akan masa depan maka melalui harapan dan
keyakinan tersebut seseorang dapat menemukan makna hidupnya. Mengacu pada
proses penemuan makna hidup yang dikembangkan oleh Frankl (2003),
pengalaman merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi proses pencarian
makna hidup dari seorang individu. Ketika penyintas autoimun memiliki
pengalaman yang positif mengenai keberadaan hidupnya di tengah masyarakat maka
pengalaman-pengalaman tersebut kemudian akan menjadikan individu tersebut
dengan cepat memahami makna dari kehidupan dirinya. Huntz (Baron &
Byrne, 2005) mengatakan bahwa terdapat kecenderungan setiap
individu untuk menyukai atau senang berkumpul dengan orang-orang yang memiliki
kesamaan dengan individu tersebut.
Editor: Firsty Nurmeiliza & Putri Imashia Rahman
Halo sobat Al-qolam buat kamu yang karya tulis tapi di diemin aja,
hmm sayang banget nggak tuhh. Dari pada bingung, yuk kirim tulisan mu ke emal:
kspialqolamums@gmail.com, dan jangan lupa konfimasi yah: wa.me/6289628513503.
Note: Apabila tulisan kamu dalam 1 minggu belum kami upload,
secara otomatis tulisan kamu belum diterima , nggak usah khawatir yahh, bisa di
coba lagi. Terus semangat jangan lupa berkarya!!
Komentar
Posting Komentar