Peran Kepemimpinan Profetik dan Etika Kerja Islami Terhadap Komitmen Organisasi

 


Foto oleh Gustavo Fring: https://www.pexels.com/id-id/foto/kantor-laki-laki-pertemuan-pembicaraan-6285090/

Menurut Meyer dan Allen (2000), komitmen organisasi merupakan suatu keyakinan yang kuat serta penerimaan nilai-nilai serta tujuan yang ada dalam suatu organisasi, dengan melibatkan diri dan kesetiaan untuk terus berada di organisasi. Salah satu cara untuk meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi adalah dengan memberlakukan etika-etika kerja yang baik yang tentunya sudah disepakati bersama oleh pemimpin dengan pengikutnya. Kesuksesan sebuah perusahaan tidak hanya dilihat dari produktivitasnya saja, melainkan juga dari etika yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

Etika berisi nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok (Salam, 1997). Etika merupakan salah satu faktor utama untuk terciptanya kondisi kehidupan manusia yang lebih baik dan dapat menjadi pedoman dan arahan bagi manusia dalam berperilaku. Etika kerja Islami didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits, sehingga tindakan yang dinilai etika Islam adalah berdasarkan akal pikiran yang sesuai dengan ajaran Syari’at Islam.

Menurut Yousef (2001) etika Islami memandang dedikasi untuk bekerja adalah suatu kebajikan, oleh karena itu setiap orang harus mampu bertanggungjawab dan bekerja sama dalam mengatasi rintangan dan menghindari kesalahan secara bersama-sama. Aspek etika Islam merupakan hal mendasar yang harus selalu diperhatikan, seperti bekerja dengan baik, didasari iman dan takwa, sikap baik budi, jujur dan amanah, kuat, tidak menipu, tidak mengabaikan sesuatu, proporsional, ahli dan profesional, serta tidak bertentangan dengan hukum Allah atau syari’at Islam (Al-Qur’an dan Hadits).

Penelitian dari Aji (2003) menyatakan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lailatirrohmah (2014) yang menyatakan bahwa etika kerja Islam memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Pendapat yang serupa datang dari penelitian oleh Sulistyowati (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara etika kerja Islam dengan komitmen organisasi.

Dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan, tidak hanya karyawan yang daapat memegang peranan penting tetapi juga peranan seorang pemimpin menjadi faktor utama. Pemimpin bertugas sebagai penggerak serta pengelola suatu organisasi dan anggotanya. Pemimpin juga mampu memberi arahan dan motivasi terhadap karyawan dengan baik, akan memunculkan sikap komitmen pada diri karyawan. Dalam penelitiannya, Jessica (2017) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.

Kepemimpinan profetik merupakan suatu kemampuan dari seorang pemimpin dalam mengendalikan diri dan mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama dengan meneladani kehidupan para nabi khususnya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Kepemimpinan profetik memiliki 4 aspek yakni Sidiq (jujur dan mengutamakan kebenaran nurani), Amanah (bertanggungjawab dan terpercaya), Tabligh (berkomunikasi efektif dan empati), dan Fathonah (cerdas karena taqwa) (Budiharto & Himam, 2006).

 

 

 

 

 

Editor: Firsty Nurmeiliza

 

 

Halo sobat Al-qolam buat kamu yang karya tulis tapi di diemin aja, hmm sayang banget nggak tuhh. Dari pada bingung, yuk kirim tulisan mu ke emal: kspialqolamums@gmail.com, dan jangan lupa konfimasi yah: wa.me/6289628513503.

 

 

Note: Apabila tulisan kamu dalam 1 minggu belum kami upload, secara otomatis tulisan kamu belum diterima , nggak usah khawatir yahh, bisa di coba lagi. Terus semangat jangan lupa berkarya!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOTERAPI ISLAM : TEORI DAN PRAKTIK MENGATASI GANGGUAN KEJIWAAN

MENGAPA KITA BISA INSECURE?

MENGENAL ISTILAH TOXIC PARENTING DAN PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK