Citra dan Kepribadian Manusia dalam Perspektif Psikologi Kontemporer dan Psikologi Islam

 


Manusia merupakan makhluk yang berdimensi unik dan heterogen yang dapat menarik semua bidang keilmuan, khususnya ilmu-ilmu sosial kemanusiaan. Setelah postmodernisme, kajian tentang manusia yang didorong oleh ilmu-ilmu sosial kemanusiaan memberikan kesan bahwa manusia adalah makhluk yang mampu dimanipulasi oleh siapa saja.  Manusia seolah-olah kehilangan perannya karena keberadaannya dalam keadaan sekarat dan sekarat (man is dead or die).

Psikologi awalnya berasal dari kata Yunani “psyche”, yang berarti: yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti pengetahuan. Jadi, secara etimologis psikologi adalah ilmu tentang jiwa. Adapun sifat-sifat yang mereka maksudkan psikologi sebagai ilmu jiwa, yaitu para filosof Yunani Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Sementara itu, Wilhelm Wundt adalah psikolog eksperimental pertama yang mendirikan laboratorium psikologi di Universitas Leipzig, Jerman mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari masalah mental seperti pikiran, perhatian, persepsi, kecerdasan, kemauan dan memori. Sedangkan John Broades Watson menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku organisme.

Malik Badri berpendapat bahwa prinsip-prinsip mazhab psikologi Pendekatan humanistik ini sejalan dengan Islam dan Islam Visi manusia oleh masyarakat Timur. manhe dipandang sebagai makhluk yang baik dan memiliki potensi besar yang tak terbatas. Ini berbeda dengan aliran psikoanalisis yang memandang orang secara pesimis. Aliran psikologi humanistik juga berbeda dengan aliran pemikiran Islam Psikologi perilaku yang melihat manusia sebagai makhluk yang tidak memiliki potensi. Pandangan ini mengandaikan bahwa perilaku dan kepribadian manusia dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Malik Badri melihat psikologi di dalamnya Humanisme memiliki kesamaan dengan Islam mengenai sifat-sifat orang yang positif. Namun, jika kita mempelajarinya lebih jauh, maka banyak kejanggalan yang dicatat. Pandangan yang terlalu optimistis terhadap upaya pengembangan staf psikologi humanistik itu sendiri sebagai "prima causa" dan "maha kuasa" yang mampu memainkan Tuhan (peran Tuhan). Oleh karena itu, kendati kesamaan ciri ciri dan keselarasan dalam prinsip dan kualitas manusia, dalam paradigma dan orientasi filosofis antara psikologi humanistik dan Islam berbeda. Psikologi humanistik orientasi antroposentris dan memiliki dimensi eksoteris yang secara etis netral sedangkan Islam Orientasi teosentris dan dimensi eksoteris penuh dengan etika.

Citra dan Kepribadian Manusia dalam Perspektif Psikologi Kontemporer

Citra manusia diartikan sebagai gambaran umum manusia, sedangkan Personality berasal dari bahasa latin “persona” yang berarti topeng. Di masa lalu, topeng adalah alat yang digunakan untuk memainkan karakter dalam serial Teater. Seiring dengan perkembangannya, Gordon W. Allport (Psikologi Kepribadian Karakter, 1937) mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis dalam diri individu, terdiri dari sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian yang tepat atau khusus individu terhadap lingkungannya (Sarwono, 2012, hlm. 177). ). Menurut Alwisol, kepribadian Memahami perilaku, pikiran, perasaan dan bagian-bagian jiwa yang menyusun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut aliran psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939), ahli saraf asal Yahudi Austria-Wina, citra manusia bertujuan pada struktur kepribadian totalitas yang membangunnya. Adapun struktur Kepribadian yang membangun citra manusia secara utuh yaitu id, ego dan superego (Zilbersheid, 2013, hlm. 184). Sesuai Yaitu, Alwisol, Id (It) adalah komponen biologis dalam alam bawah sadar manusia, yang berfokus pada pencarian Kesenangan dan kenikmatan (unsur/naluri manusia-hewan). Sedangkan Ego (The I) adalah komponen psikologis yang berada di alam kesadaran dan ada pula yang di tepi kesadaran Orang yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan id dengan memilih bentuk-bentuk pemuasan kesenangan yang benar-benar ada dan tersedia secara wajar (unsur kecerdasan/realitas manusia). Superego (Das Ueber Ich) merupakan komponen sosiologis yang hendak disadarkan yang menuntut kesempurnaan dan cita-cita perilaku dengan berpegang pada norma-norma sosial dan budaya masyarakat (unsur nilai-nilai kemanusiaan atau norma/moral).

Achmad Mubarok juga menjelaskan bahwa antara id, ego, dan superego memiliki fungsi dan mekanisme yang berbeda. Id adalah sistem kepribadian asli yang diperkenalkan sejak lahir dari mana struktur ego dan superego muncul bertindak sebagai pusat naluriah dan bekerja pada dasar prinsip kesenangan Menurut Roger Frie, pengejaran manusia terhadap pengejaran kesenangan ini dipengaruhi oleh dua insting yang terdapat pada : Subsistem ID. Kedua insting itu adalah libido oreros dan thanatos. Libido (naluri reproduksi) atau eros (naluri reproduksi) kehidupan) merupakan energi dasar untuk melakukan aktivitas yang bersifat konstruktif dan berprinsip kesenangan (pleasure), sedangkan thanatos (naluri kematian) adalah insting destruktif dan agresif yang mendorong perkelahian dan menghancurkan segala yang menghalangi. kesenangan. egois suatu subsistem yang bekerja menurut prinsip: realitas dan bertindak sebagai perantara antara dorongan hewan manusia (id) dengan pertimbangan rasional dan realistis dari kehidupan yang mereka hadapi. Sedangkan superego merupakan subsistem fungsional yang didasarkan pada prinsip idealitas dan berfungsi sebagai kontrol diri yang akan menyesuaikan diri ketika berperilaku norma sosial dan budaya masyarakat.

 

 

Editor: Putri Imashia Rahman & Firsty Nurmeiliza

 

 

Halo sobat Al-qolam buat kamu yang karya tulis tapi di diemin aja, hmm sayang banget nggak tuhh. Dari pada bingung, yuk kirim tulisan mu ke emal: kspialqolamums@gmail.com, dan jangan lupa konfimasi yah: wa.me/6289628513503.

 

 

Note: Apabila tulisan kamu dalam 1 minggu belum kami upload, secara otomatis tulisan kamu belum diterima , nggak usah khawatir yahh, bisa di coba lagi. Terus semangat jangan lupa berkarya!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOTERAPI ISLAM : TEORI DAN PRAKTIK MENGATASI GANGGUAN KEJIWAAN

MENGAPA KITA BISA INSECURE?

MENGENAL ISTILAH TOXIC PARENTING DAN PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK