Pengaruh Cognitive Behavior Religious Therapy dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan Umum pada Penderita Myastenia Gravis

 


Myastenia gravis adalah  jenis penyakit autoimun pada tubuh manusia. Myastenia gravis ini merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pada myoneural junction akibat adanya reaksi autoimun yang disebabkan oleh antibodi yang menempati reseptor asetilkolin pascas inap. Hal ini ditandai dengan kelemahan yang abnormal dan progresif pada otot yang digunakan secara terus menerus serta kelelahan saat beraktivitas (Bahrudin, 2017). Menurut Asriwati (2017) myasthenia gravis (MG) adalah gangguan pada neuromuskular yang dapat menyebabkan kelemahan pada ototlurik, yaitu otot yang memungkinkan tubuh untuk bergerak.

Kecemasan menurut Singgih (2003) adalah perasaan khawatir dan takut tanpa ada alasan yang jelas. Kecemasan adalah motivator yang kuat dalam menggerakkan perilaku, baik perilaku yang normal ataupun abnormal. Kedua hal tersebut adalah pernyataan, penampilan, atau perwujudan dari pertahanan kecemasan itu sendiri. Secara umum gangguan kecemasan adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan tanpa diprovokasi oleh rangsangan dari luar (Ramaiah, 2003).

Permasalahan yang muncul akibat adanya suatu fikiran negatif yang  perlu dikontrol agar perilaku yang kurang tepat pada penderita myastenia gravis dapat di ubah menjadi lebih baik. Fikiran-fikiran negatif yang dirasakan oleh subjek seringkali dapat  mempengaruhi perilakunya, dimana ia sering melakukan tidakan yang kurang tepat seperti menjauh dari lingkungan sekitar, tidak mau membantu orangtua, dan takut ketika harus membaca al qur’an.  Selain dampak yang terjadi jika fikiran-fikiran yang tidak rasional dipertahankan maka penderita akan mengalami gangguan cemas berkepanjangan, stres dan bahkan sampai mengalami gangguan depresi. Terapi kognitif adalah suatu terapi yang menggunakan pendekatan terstruktur, afektif, direktif dan memiliki jangka waktu yang pendek untuk mengatasi berbagai keterbatasan kepribadian, seperti kecemasan ataupun depresi. Terapi kognitif ini digunakan untuk menemukan perubahan gejala perilaku yang tidak sesuai dan dalam penurunan fungsi kognitif, yang merupakan akar dari disfungsi kognitif yang sudah ada (Jones, 2011). Riza (2016) melakukan suatu penelitian dalam penggunaan terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy), yaitu untuk meringankan gejala pada orang yang menderita gangguan kecemasan umum. Terdapat empat teknik yang digunakan dalam intervensi ini, yaitu self monitoring dan early cue detection, metode kontrol stimulus, metode relaksasi, dan terapi kognitif.

Adapun Tujuan terapi ini yaitu untuk mengubah pikiran atau keyakinan klien yang maladaptif, tidak produktif, dan melemahkan, serta mengadopsi dan memperkuat proses kognitif yang lebih adaptif didasarkan pada keyakinan dan nilai-nilai agama Islam (Trimulyaningsih & Subandi, 2010).


Editor: Putri Imashia Rahman & Firsty Nurmeiliza

 

 

Halo sobat Al-qolam buat kamu yang karya tulis tapi di diemin aja, hmm sayang banget nggak tuhh. Dari pada bingung, yuk kirim tulisan mu ke emal: kspialqolamums@gmail.com, dan jangan lupa konfimasi yah: wa.me/6289628513503.

 

 

Note: Apabila tulisan kamu dalam 1 minggu belum kami upload, secara otomatis tulisan kamu belum diterima , nggak usah khawatir yahh, bisa di coba lagi. Terus semangat jangan lupa berkarya!!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOTERAPI ISLAM : TEORI DAN PRAKTIK MENGATASI GANGGUAN KEJIWAAN

MENGAPA KITA BISA INSECURE?

MENGENAL ISTILAH TOXIC PARENTING DAN PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK