INTERVENSI PSIKOLOGI ISLAM: Model Konseling Kelompok dengan Teknik Self-ManagementTazkiyatun Nafsi
Foto oleh Helena Lopes dari Pexels
Perancangan modul konseling
kelompok dengan menggunakan teknik Self-Management
Tazkiyatun Nafsi ini awal mulanya dari ditemukannya beberapa penelitian
yang dilakukan dengan menggunakan konseling kelompok dengan teknik self management
untuk meningkatkan self-direction in learning (kemandirian dalam
belajar) terbukti efektif, diantaranya adalah Isna Zahidah (2015) dan
Sumardjono (2012). Konseling kelompok dipilih sebagai media dengan alasan
karena adanya kelompok akan terjadi suatu mikrokosmos social (social microcosm)
dimana terjadi gabungan antar anggota kelompok, antar anggota dengan terapis,
dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.
Model Konseling Kelompok Teknik Self-Management-Tazkiyatun
Nafsi merupakan suatu intervensi psikologis teistik yang merupakan suatu
pengembangan dari model konseling kelompok teknik self-management dari Cormier
& Nurius. Hal tersebut memiliki perbedaan yaitu dari konseptualisasi dan penekanan
intervensinya dalam beberapa segi. Konseling Kelompok Teknik Self-Management-Tazkiyatun
Nafsi memiliki dimensi vertical (teistik) yang menggunakan
nilai-nilai tazkiyatun nafsi sebagai acuan dalam mengubah suatu
pola pikiran, perasaan bahkan perilaku belajar siswa melalui latihan dan
pembiasaan yang dikemas dengan cara M.A.B.I.T. Pengembangan metode yang
dilakukan yakni dengan menggabungkan konsep tazkiyatun nafsi dengan
teknik self-management dalam wadah konseling kelompok sebagai intervensi
psikologi. Konseling Kelompok Teknik Self Management-Tazkiyatun Nafsi
dapat diterapkan, dilakukan penelitian, dan bisa dipertimbangkan sebagaii
intervensi tunggal atau intervensi tambahan khususnya bagi siswa muslim.
Pengertian Konseling kelompok berbasis teknik
Self-Management-Tazkiyatun Nafsi
Konseling kelompok berbasis teknik
Self-Management-Tazkiyatun Nafsi merupakan pendekatan cognitif-behavior
yang dirancang supaya dapat membantu
siswa untuk mengontrol dan mengubah tingkah lakunya sendiri ke arah yang lebih
efektif. Dengan emasukkan nilai-nilai yang terkandung dalam tazkiyatun nafsi
pada strategi self-management ke dalam proses konseling kelompok.
Tazkiyatun nafsi merupakan konsep pendidikan jiwa
yang diambil dari buku ihya ‘ulumuddiin Imam Al ghazali (1994). Program
tazkiyatun nafsi ini terdiri dari: niat, solat sunat dhuha, solat wajib 5
waktu,solat sunat rawatib dan qiyamul lail serta pemaknaan puasa.
Aspek psikologis yang terkandung
setiap program tazkiyatun nafsi diantaranya adalah : Niat : niat adalah
mereferensikan sesuatu yang ingin dicapai, karena itu setiap muslim harus
senantiasa memperbaiki niat dalam ibadahnya, yaitu ikhlas untuk Allah semata.
Niat merupakan penggerak individu untuk melakukan sesuatu, di dalam psikologi dikenal
dengan istilah “intensi”. Dengan mendapatkan materi niat ini diharapkan dapat
merubah sikap dan motif siswa untuk menjadi lebih terarah dalam proses belajar.
Sholat (fardhu dan sunat) dapat memunculkan sikap disiplin, dan dapat melatih
untuk dapat fokus. Puasa melatih disiplin dan melatih diri untuk memiliki
kemampuan dalam mengendalikan diri/self control (Agustin, 2017).
Menurut Cormier & Nurius (2003)
bahwa teknik self-management terdiri dari 4 strategi.
·
Strategi pertama adalah pemantauan
diri (self-monitoring) adalah siswa mengamati diri sendiri, mencatat sendiri
tingkah laku yang diubah (pikiran, perasaan dan tindakan). Untuk itu dibutuhkan
Niat, siswa perlu untuk diluruskan niatnya terlebih dahulu. Niat di dalam
psikologi dikenal dengan istilah “intensi”. Dengan mendapatkan materi
niat ini diharapkan dapat merubah sikap dan motif siswa untuk menjadi lebih
terarah dalam proses belajar.
·
Strategi kedua adalah Stimulus control
yaitu merancang sebelumnya kegiatan/ program untuk menambah atau mengurangi
tingkah laku, dalam hal ini siswa memerlukan perencanaan kondisi lingkungan
untuk itu siswa dapat merancang kondisi lingkungannya dengan membuat schedule
solat (fardhu dan sunnah) dan belajarnya. Sholat (fardhu dan sunnah) dapat
memunculkan sikap disiplin, dan melatih untuk dapat fokus serta konsisten.
·
Strategi ketiga adalah Self reward
yaitu mengatur perilaku dengan memberikan hadiah pada diri sendiri, setelah
tercapainya tujuan yang diinginkan.
Editor: Firsty Nurmeiliza
Halo sobat Al-qolam buat kamu yang karya tulis tapi di diemin aja, hmm sayang banget nggak tuhh. Dari pada bingung, yuk kirim tulisan mu ke emal: kspialqolamums@gmail.com, dan jangan lupa konfimasi yah: wa.me/6289628513503.
Note: Apabila tulisan kamu dalam 1 minggu belum kami upload, secara otomatis tulisan kamu belum diterima , nggak usah khawatir yahh, bisa di coba lagi. Terus semangat jangan lupa berkarya!!
Komentar
Posting Komentar