HUSN AL-ZHANN: KONSEP BERPIKIR POSITIF DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN MENTAL

 

Foto oleh Binti Malu dari Pexels

Perasaan sedih, putus asa, marah, takut, bahagia, senang, gembira, berharga, dicintai,  dan lain sebagainya merupakan  suatu hal yang muncul dari pengaturan dan pola pikir yang telah terbentuk. Seseorang yang menginginkan hidupnya bahagia, tentunya harus membentuk pola pikirnya menjadi pola pikir yang positif. (Lyubomirsky dkk, 2005; Schweingruber, 2006) menyatakan bahwa Proses berpikir sangatlah penting karena berhubungan dengan perilaku dan berbagai keberhasilan hidup seseorang.

MacLeod (2005) menyatakan bahwa pada pola berpikir negatif memiliki banyak dampak buruk pada psikologis manusia. Dan pola berpikir negatif ini dapat menyebabkan rasa tidak punya harapan hidup (hopelessness), sehingga rasa tidak punya harapan ini dapat berakibat pada perilaku bunuh diri. Ji Young (2007) mengatakan, salah satu aspek kesehatan mental yang cukup besar dipengaruhi oleh kemampuan berpikir positif adalah aspek kepuasan hidup (Ji Young, 2007).

Menurut Shyh (2012) Orang yang sehat mental tentunya dapat merasakan kepuasan dalam hidupnya. Dan kepuasan hidup sangat dipengaruhi oleh persepsi individu menilai kualitas hidupnya. Berpikir negatif secara signifikan akan menambah variasivariasi unik pada depresi, stres kecemasan, rendahnya kepuasan hidup, dan rendahnya kebahagiaan. Sebaliknya, berpikir positif secara besar dan signifikan dapat menambah variasi unik pada kebahagiaan dan kepuasan hidup seseorang. Sousa & Lyubomirsky (2001) menyatakan kepuasan hidup merupakan penilaian subjektif individu terhadap kualitas hidupnya sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa penilaian kepuasan hidup juga melibatkan unsur-unsur kognitif, karena untuk menghasilkan produk persepsi hidup yang puas dibutuhkan pemikiran, wawasan, dan persepsi-persepsi tertentu dalam memandang kehidupan secara baik positif.

Orang yang memiliki pikiran positif, akan dapat merasakan lebih rileks dan dapat mengontrol stress dengan lebih baik, dan orang yang selalu berpikir negatif tentunya akan berakibat pada tekanan jiwanya. Salah satu efek dari berpikir negatif adalah gangguan tidur atau insomnia. Menurut  Fava dkk (1996) dengan mengurangi ferkuensi berpikir negatif, hal ini seakan dapat menjadi antidepresan bagi orang-orang yang sedang mengalami stres. Teasdale (1983) mengatakan bahwa Kognisi negatif akan memunculkan depresi, dan kondisi depresi memungkinkan seseorang untuk merubah pola pikirnya menjadi negatif atas suatu penderitaan.

Menurut Lin dkk (2010) orang yang optimis cendeurng menunjukkan kepuasan hidup yang lebih baik. Berpikiran positif akan membuat seseorang lebih optimis dalam menjalani hidup dan akan dapat dengan mudah menjalankan aktivitas  dengan baik. Seseorang yang tidak dapat berpikir dengan positif akan merasakan kesulitan dalam hidupnya, karena keyakinan dan konsep yang salah dan negatif tentang kehidupan dan lingkungannya. Karena itu adalah individu yang berpikir positif cenderung lebih optimis dalam menjalani kehidupan, adapun individu yang tidak berpikir positif hidup akan sulit dan tentunya ini akan berdampak pada masalah mental bahkan fisik.

Husn al-zhann dalam Islam terdiri dari dua aspek, yaitu berprasangka baik kepada Allah (husn al-zhann bi Allah) dan berprasangka baik kepada sesama manusia (husn alZhann bi al-mu’minin). Berprasangka baik kepada Allah merupakan bentuk ibadah sekalipun tidak nampak secara fisik-motorik. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam Islam, perilaku tidak hanya sesuatu yang nampak saja (behavioural), melainkan perbuatan hati (‘amal al-qalb) juga dianggap sebagai perilaku yang harus dipertanggungjawabkan dan memiliki konsekuensi atasnya. Hadits yang menjelaskan tentang berprasangka baik kepada Allah

Aku bersama prasangka hambaku dan Aku akan selalu bersamanya. Selama dia mengingat-Ku maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Dan apabila dia mengingat-Ku dengan begitu banyaknya, maka Aku akan mengingatnya lebih banyak darinya. Dan apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Dan apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari” (Hadits Shahiih riwayat al-Tirmidzy).

            Dari hadits tersebut dijelaskan bagaimana Islam sangat memotivasi manusia untuk bersikap optimis dan sebisa mungkin menjauhi sikap prasangka kepada Allah. Karena sifat optimis kepada Allah akan menimbulkan semangat untuk berperilaku lebih baik lagi dan menambah amal ibadah. Maka Islam sangat melarang umatnya untuk bersikap pesimistik.

            Dalam psikologi Islam makna husn al-zhann maerupakan perilaku hati dan kebaikan akhlaq yang senantiasa mendorong manusia untuk berprasangka baik kepada Allah dan kepada orang lain. Berprasangka baik kepada Allah ditandai dengan sikap tawakkal, merasakan kasih sayang dan kemaafan Tuhan. Adapun berprasangka baik kepada orang lain ditandai dengan tidak ada atau rendahnya kecenderungan untuk berperilaku tajassus dan tahassus serta tidak ada atau rendahnya sikap benci dan hasad.

            Pola berpikir merupakan hal yang cukup berpengaruh pada fungsi psikologis seseorang. Baik buruknya persepsi seseorang dalam memandang tentunya akan berdampak pada fungsi psikologisnya. Dalam Psikologi Islam, ada beberapa pola pikir yang membahayakan bagi jiwa

1.      Afkaar al-suu’, yaitu pola pikir untuk berbuat keburukan

2.      Afkaar al-syirk, pola pikir untuk berbuat syirik

3.      Afkaar al-faahisyah, adalah  pola pikir berbuat kej

Konsep husn al-zhaan dalam perspektif Psikologi Islam

1.      Berprasangka (al-zhann) merupakan perilaku batin yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta bukan proses kognitif otomatis

2.      Perilaku berprasangka (alzhann) menunjukkan kondisi jiwa yang sedang terjadi pada individu, berprasangka buruk kepada orang lain yaitu berada pada kondisi jiwa terendah (nafs al-ammaarah bi al-suu’).

3.      Perilaku batin (‘amal al-qalb) memiliki peranan yang lebih penting dari pada perilaku fisikmotorik

4.      Dalam Psikologi Islam, perilaku husn alzhann dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu berprasangka baik kepada Allah (husn al-zhann bi Allah) dan berprasangka baik kepada orang lain (husn al-zhann bi al-mu’miniin).

Manfaat Husn al-zhann bagi kesehatan mental

1.      Sikap dan perilaku hati yang baik akan membawa dampak baik pada kesehatan mental manusia

2.      Berprasangka baik kepada Allah dan berprasangka baik kepada manusia memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental.

3.      Hubungan manusia dengan Tuhan (habl min Allah) merupakan hal yang penting dalam membangun jiwa dan mental yang sehat bagi individu.

4.      Dengan berprasangka yang baik kepada Allah akan menimbulkan optimisme dan membawa kebahagiaan, hidupnya akan lebih tenang dan tidak stres akan tekanan hidup, cobaan, musibah, dan berbagai hambatan-hambatan.

5.      Dengan melakukan doa, taubat, dan berprasangka baik kalau Allah akan mengampuni dosa, ternyata merupakan cara yang cukup efektif dalam melepas ketegangan akan rasa berdosa dan bersalah yang ada pada diri manusia.


Editor: Putri Imashia Rahman & Firsty Nurmeiliza



Halo sobat Al-qolam buat kamu yang karya tulis tapi di diemin aja, hmm sayang banget nggak tuhh. Dari pada bingung, yuk kirim tulisan mu ke emal: kspialqolamums@gmail.com, dan jangan lupa konfimasi yah: wa.me/6289628513503.


Note: Apabila tulisan kamu dalam 1 minggu belum kami upload, secara otomatis tulisan kamu belum diterima , nggak usah khawatir yahh, bisa di coba lagi. Terus semangat jangan lupa berkarya!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOTERAPI ISLAM : TEORI DAN PRAKTIK MENGATASI GANGGUAN KEJIWAAN

MENGAPA KITA BISA INSECURE?

MENGENAL ISTILAH TOXIC PARENTING DAN PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK