Perencanaan Diri Sebagai Upaya Meraih Kesuksesan Di Masa Depan
Pemateri : Muhammad Adnan Fatron
Hidup di era digital
yang penuh tantangan.Semenjak pandemi kita jadi erat dengan teknologi dan lebih
jauh intensitasnya dibandingkan sebelum
pandemi. Sehingga hidup di era digital makin penuh dengan tantangan.Untuk itu
kita harus bisa bersikap bijak terhadap kemajuan teknologi karena idealnya
teknologi itu untuk memudahkan kita bukan menyulitkan. Salah satu yang membuat
seserang sulit untuk mengelola teknologi adalah membandingkan diri dengan orang
lain. Menbandingkan diri itu boleh dan
tidak salah, tergantung orangnya juga tetapi jika kita tidak mampu
melakukannya dengan tepat, maka akan muncul perilaku negatif yang akan
merugikan. Di masa pandemi ini, banyak orang yang membandingkan
diri , insecure sampai merasa sulit fokus,time managemennya tidak teratur, jadi
takut untuk memulai sesuatu, overthingking, dan lain-lain.
Apa itu sukses? Sukses
adalah status yang dimiliki manusia ketika telah mencapai sesuatu .Manusia
mengganggap sukses itu dari 4 hal, yaitu harta, tahta,kata, dan cinta. Sukses
harta bisa digambarkan memiliki rumah
yang mewah, uang yang melimpah, kendaraan yang banyak dan bagus, dan bisa pergi
kemanapun. Sedangkan sukses tahta itu bisa digambarkan dengan memiliki jabatan
yang tinggi, memiliki kekuasaan, dan mampu membuat kebijakan. Sukses kata itu
digambarkan dengan tingginya strata pendidikan, banyaknya pengetahuan yang
dimiliki, bahkan menjadi rujukan orang. Dan Sukses cinta digambarkan dengan ketenaran
atau terkenal dimana banyak orang menyukai dan mengikutinya. Tapi apakah
konteks tersebut sudah cukup bagi kita sebagai manusia menganggap bahwa itu
semua adalah kesuksesan kita sebagai seorang mukmin? Apakah dengan memiliki
semua hal itu dapat membahagiakan jiwa kita atau bisa memperbaiki mental kita?
Jawabannya adalah tidak. Masih banyak orang kaya, memiliki wajah cantik dan
tampan yang bunuh diri.Masih banyak juga orang yang memiliki jabatan tinggi masih
korupsi, dan masih banyak lagi.
Tingkatan kebahagiaan
menurut Al-Ghozali,yaitu bahagia akhirat, keutamaan akal budi,keutamaan tubuh,
keutamaan luar tubuh, dan keutamaan taufik dan hidayah. Semua kebahagiaan
berawal dari bahagia akhirat karena kebahagiaan akhirat kekal selamanya. Kalau
seseorang sudah bahagia akhirat, bisa jadi dia akan mendapatkan keutamaaan akal
budi,menjadi orang terhormat, berilmu, berani mengungkapkan kebenaran dan
lainnya. Kemudian keutamaan tubuh seperti tubuh yang sehat, kuat, elok, maupun
umur yang panjang. Kemudian setelah itu baru ada keutamaan luar tubuh yaitu
seperti harta, tahta, kata, cinta. Selanjutnya ada keutamaan taufik dan
hidayah, maksudnya adalah selalu berada di jalan Allah .Taufik itu adalah
solusi-solusi dan hidayah itu adalah akidah atau iman. Bayangkan jika kita
mebuka aktivitas kita dengan bahagia akhirat dan ditutup dengan taufik dan
hidayah di jalan Allah. Kalau seseorang itu sudah beriman, bahagia dunia
akhirat dan selalu meminta hidayah-hidayah Allah SWT maka keutamaan akal budi
maupun tubuh tidak akan mengganggunya karena mengetahui bahwa itu semua
sifatnya sementara. Allah tidak melihat seberapa banyak ilmu yang kita punya,
seberapa bagus fisik kita, dan seberapa banyak harta benda kita. Yang Allah
lihat adalah apa yang kita lakukan dengan hal-hal tersebut yang sudah Allah berikan .Jadi buat apa kita insecure dengan
semua hal yang Allah tidak melihatnya atau memandangnya.Adakah sesuatu yang
lebih baik selain mengajak orang lain kepada Allah?
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى
اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Artinya : Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku
termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?”(Qs. Fussilat:33)
Tujuan penciptaan
manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Beribadah mengikuti perintahnya
dan menjauhi larangan Allah. Seseorang yang menganggap bahwa dirinya lebih
hebat dan lebih mampu daripada Allah, maka dia telah keluar dari fitrahnya
sebagai manusia. Sedangkan tujuan penempatan manusia di muka bumi ini adalah
untuk memakmurkan bumi. Seperti dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 30,
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ
جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ
فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ
ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Makna dari khalifah itu adalah makhluk yang dihadirkan oleh Allah untuk
membuat bumi makmur.
Segitiga kesuksesan
yaitu kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Kemauan, berhubungan dengan passion,
keinginan untuk jadi yang terbaik. Kemampuan berhubungan dengan keahlian yang
kita miliki.Sedangkan kesempatan adalah peluang. Bagaimana kita memanfaatkan
peluang yang ada untuk passion dan keahlian yang dimiliki agar berkembang
dengan baik.Dan 3K tadi sangan berhubungan.Banyak orang yang telah memiliki peluang
untuk sukses di depan mata, namun ketika kemampuan dan kemauan tidak ada, maka
semua sirna. Begitupun sebaliknya.
Tiga langkah untuk menuju
kesuksesan yaitu perencanaan, eksekusi, dan pengelolaan. Semua diawali dengan
perencanaan. Bahkan untuk kita sebagai mahasiswa menginginkan IPK 4 itupun juga
harus direncanakan terlebih dahulu seperti Stategi belajarnya seperti apa agar
mendapat IPK 4. Ibarat ketika kita akan bepergian, pasti akan merencanakaan dulu mau naik apa,dan
lain-lain. Setelah punya rencana, maka dieksekusi dengan sungguh-sungguh.
Setelah eksekusi, ada fase pengelolaan.Apa yang perlu dikelola? Bukan time management
ataupun yang lain,tetapi yang dikelola adalah jiwanya. Contohnya seperti ketika
kita malas yang harus dikelola adalah jiwanya agar tidak malas. Begitupun
ketika sedang marah, yang dikelola adalah jiwa kita agar tidak marah lagi. Dan
seringkali yang membuat kita hebat atau tidak, bisa keluar dari suatu masalah
atau tidak adalah pengelolaan jiwa.
Reference :
https://www.merdeka.com/quran/fussilat/ayat-33
Komentar
Posting Komentar