PSIKOLOGI SHALAT

 

Definisi Shalat

Shalat secara bahasa artinya doa. Sedangkan secara istilah shalat ialah ibadah yang dilakukan dengan beberapa syarat yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in menjelaskan bahwa shalat secara syara’ adalah ibadah yang terdapat beberapa ucapan dan perbuatan tertentu yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.Shalat dikatakan sebagai doa karena esensi dari seluruh bacaan shalat mengandung makna doa kepada Allah swt.Seluruh bacaan shalat merupakan bentuk pengagungan seorang hamba kepada Tuhannya.

Shalat dan Kehidupan

Dalam buku al-Salatu Hayah yang kemudian diterjemahkan oleh Tiar Anwar Bachtiar dan Reni Kurnaesih dengan judul Shalat Sebagai Terapi Psikologi, Muhammad Bahnasi mencoba untuk mengkaji ayat-ayat shalat untuk menemukan signifikansi dengan konteks kekinian. Motivator asal mesir ini menggunakan pendekatan psikologi untuk mengkaji bagaimana Shalat dapat berpengaruh dalam kehidupan manusia baik individu maupun sosial. Muhammad Bahnasi dalam bukunya  al-Salatu Hayah membagi pembahasan ayat-ayat shalat dalam beberapa topik. Diawali dengan pembahasan mengenai adaptasi. Kemudian beliau melanjutkan pembahasannya dengan membahas mengenai Shalat dan kehidupan. Dilanjutkan dengan pembahasan mengenai akal, jasmani dan pemusatan fikiran. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai waktu, masyarakat dan perubahan sosial.

Psikologi Shalat

Shalat merupakan sekolah untuk dapat beradaptasi secara baik. Karena Shalat merupakan sebuah kegiatan yang tidak dapat terlepas dari nafas manusia. Shalat harus dilaksanakan bagaimanapun keadaannya. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Maidah ayat 6. Yang Berbunyi :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya :Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

Ayat tersebut juga mengisyaratkan pengaruh shalat untuk jasmani manusia. Organ yang memelihara hidup manusia adalah jasmani. Karenanya manusia perlu memerhatikan kesehatan jasmani. Menjadikan jasmani yang sehat perlu beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni tentang kebersihan dan keseimbangan gizi yang meliputi porsi makan, waktu makan, dan jenis makanan. Syarat yang harus dilakukan sebelum shalat adalah bersuci. Bersuci mengajarkan kepada manusia tentang kebersihan. Sebagaimana wudhu yang dilakukan untuk membersihkan anggota-anggota jasmani. Pada gilirannya, jika wudhu dilakukan berulang-ulang, anggota-anggota jasmani akan selalu bersih.

Bahnasi menjelaskan bahwa bagi musholli, tangannya akan selalu bersih hingga tidak ada kotoran baik yang dhohir maupun bathin. Lalu wajah, terutama kedua mata akan bersih selamanya sehingga terhindar dari penyakit seperti radang mata. Lalu hidung akan selamanya bersih terutama terhindar dari virus ketika terkena dingin. Kegiatan wudhu lainnya adalah berkumur, yang bisa membersihkan mulut dan mencuci rongga mulut yang penuh dengan kuman. Selain itu, kedua telinga juga dibersihkan, bagian belakang leher, rambut kepala, dan kedua kaki beserta jari-jari. Semua kegiatan wudhu tersebut merupakan bentuk penyucian yang sangat lengkap serta pembersihan yang sempurna.

Ibnu Hajar Ansori dkk

Mutawalli asy-Sya’rawi memberikan gambaran, bahwa ayat ini memberikan petunjuk tentang persiapan badani, yaitu dengan menjelaskan cara mensucikan diri dengan wudhu dan tayamum. Setiap shalat yang manusia kerjakan selalu diawali dengan berwudhu terlebih dahulu. Maka tak heran jika seseorang yang rutin mengerjakan shalat akan memiliki jasmani yang selalu bersih dan tampak segar. Sehingga menyebabkan jasmani tidak mudah terkena serangan penyakit. Dari jasmani yang bersih akan tercipta pikiran yang jernih sehingga manusia bisa berfikir dengan baik dan emosi bisa selalu dikendalikan. Kemudian ketika sujud, posisi kepala lebih rendah dari posisi jantung. Hal ini menunjukkan bahwa, urat saraf pada bagian otak akan terisi oleh darah, sehingga otak dapat berfungsi dengan baik. Karena otak dapat berfungsi dengan baik ketika dimasuki darah yang cukup.

Shalat tumbuh dalam jiwa, akal, dan jasmani. Shalat berpengaruh pada kehidupan. Ketika shalat dilakukan dengan benar, maka akan berpengaruh terhadap seluruh pembentukan manusia, baik jiwa, akal, dan jasmani. Dan shalat akan menjadi sumber air mata kehidupan yang tidak pernah kering. Shalat juga merupakan latihan untuk berkonsentrasi. Ketika melaksanakan shalat, seorang hamba dituntut untuk melakukan secara khusyu’ tanpa tergesa-gesa. Dalam berkonsentrasi, seseorang dituntut untuk mengontrol diri mereka, baik dalam hal perbuatan maupun pikiran. Kontrol diri adalah cara untuk pengendalian emosi seseorang serta dorongan-dorangan yang terdapat dalam dirinya. Pengendalian emosi berarti mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat. Konsep ini menitik beratkan pada pengendalian.

Pesan Kesalehan Sosial dalam Shalat Berjamaah

Shalat memuat pesan kesalehan sosial untuk membangun integritas kehidupan sosial dalam bermasyarakat dan bernegara. Tanpa di sadari, sebenarnya shalat mencangkup beberapa hal yang berhubungan dalam kehidupan manusia, salah satunya mengenai hubungan seorang muslim dengan muslim lainnya atau dapat dipahami juga sebagai hubungan antar masyarakat. Sebenarnya banyak diantara orang-orang muslim yang menyadari pentingnya shalat dalam kehidupan mereka.

Akan tetapi, banyak juga diantara mereka yang bahkan menghiraukan dan tidak mengerjakannya. Ketika menemukan sebuah masyarakat yang selalu mengerjakan shalat, tentu masyarakat tersebut telah dikuasa oleh ciri umat Islam. Setiap orang yang shalat merupakan satuan bangunan yang membentuk masyarakat Islam tersebut. Fungsi utama shalat berjamaah sebenarnya adalah menciptakan perubahan sosial.

Shalat akan merubah kehidupan mushalli (orang yang shalat) secara sosial, hubungannya dengan orang lain, dan berpengaruh juga terhadap masyarakat. Perubahan sosial tersebut dapat diciptakan melalui barisan-barisan shalat. Bagi mereka yang datang di awal, maka tempatnya di saf yang pertama, begitu juga mereka yang datang setelahnya menempati saf berikutnya.

وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةٌ مِّنْهُم مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوٓا۟ أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا۟ فَلْيَكُونُوا۟ مِن وَرَآئِكُمْ وَلْتَأْتِ طَآئِفَةٌ أُخْرَىٰ لَمْ يُصَلُّوا۟ فَلْيُصَلُّوا۟ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا۟ حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ ۗ وَدَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُم مَّيْلَةً وَٰحِدَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن كَانَ بِكُمْ أَذًى مِّن مَّطَرٍ أَوْ كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَن تَضَعُوٓا۟ أَسْلِحَتَكُمْ ۖ وَخُذُوا۟ حِذْرَكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَٰفِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا

Artinya : “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.”(Qs.An-nisa’:102)

Muhammad Bahnasi menjelaskan ayat diatas bahwa dalam keadaan bagaimanapun hingga keadaan berperang, Allah tidak menggugurkan Shalat berjamaah.35 Hal itu menunjukkan bahwa begitu pentingnya Shalat berjamaah, sekaligus menunjukkan untuk menjaga kerukunan yang digambarkan melalui cara Shalat khouf. Selain itu, Muhammad Bahnasi juga menjelaskan bahwa shalat merupakan tanggung jawab kolektif dalam masyarakat. Pola pikir jama’ah yang shalat di masjid, dengan pelaksanaan Shalat itu sendiri akan menciptakan proses perubahan pada satu garis, yakni amar ma’ruf nahi mungkar. Perintah amar ma’ruf nahi mungkar telah Allah jelas dalam manusiab suci-Nya,

اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡ

Artinya :“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”(Al-Asr:3)

 

Ibnu Hajar Ansori dkk

Diawali dengan gerakan takbirotul ihrom. Manusia dituntut untuk memusatkan pikiran pada satu titik yakni tawajjuh kepada Allah dengan segala kerendahan hati. Maka akan menghasilkan ketenangan jiwa dan konsentrasi.Yang mana akan menjadikan satu watak yang konstan sehingga mampu melakukan pekerjaan dengan hasil yang baik. Disusul dengan gerakan ruku’. Dimana ruku’ dilakukan dengan cara membungkukkan badan. Hal ini menggambarkan bahwa sebagai manusia yang tak luput dari kekurangan harus memiliki sifat rendah hati (tawadhu’).

Kesadaran akan pentingnya sifat rendah hati mengantarkan manusia jauh dari sifat congkak dan sombong. Adanya sifat rendah hati menjadi jembatan untuk membangun kehidupan yang harmonis antar sesama. Gerakan selanjutnya adalah sujud. Dimana manusia bersimpuh dan meletakkan keningnya di atas lantai, hal ini merupakan bentuk manifestasi penghambaan kepada Allah. Posisi seperti ini menunjukkan bahwa Allah begitu dekat dengan hamba-Nya.

Selanjutnya adalah tasyahud. Pada saat ini, manusia memberikan pujian paling sempurna karena seluruh doa hanya milik Allah. Di dalamnya terdapat muatan doa keselamatan bagi hamba yang ikhlas yang merupakan harapan manusia paling tinggi.Selain itu didalamnya juga ada do’a nabi kepada semua orang. Assalamualaina wa ala ibadillahi ash-sholihin Nabi Muhammad mencoba untuk menjelaskan bahwa kita sesama muslim harus saling mendoakan. Sebab dalam doa tersebut beliau menggunakan dhomir na yang mengartikan salam tersebut bukan hanya untuk beliau secara pribadi, melainkan untuk seluruh muslimin dan orang-orang yang sholih.

Gerakan shalat yang terakhir adalah salam. Gerakan menoleh kearah kanan dan kiri, memberikan pesan sosial bahwa seorang muslim disebut sholeh bukan hanya dilihat dari segi ibadah yang baik saja, tetapi juga yang bisa menebarkan keselamatan, kebaikan, dan ketentraman untuk semua makhluk baik dalam konteks beragama maupun dalam konteks bernegara. Salam juga memuat pesan sosial untuk melihat orang-orang yang berada disebelah kanan dan sebelah kiri. Hal tersebut sebagai pertanda bahwa manusia hidup di dunia ini bermasyarakat, bukan hidup secara individu. Semua kegiatan yang ada dalam Shalat mengajarkan kepada manusia tentang kedisiplinan. Sebab Shalat harus dilaksanakan tepat waktu. Gerakannya juga harus dilakukan secara runtut.

Shalat sebagai Pencegah Perbuatan Keji dan Munkar

Shalat merupakan medium bagi manusia untuk bertemu dengan Allah SWT. bahkan nabi Muhammad pernah menjelaskan bahwa shalat merupakan mirojul muminin. Alquran memberikan tempat istimewa bagi ibadah ini. Tidak kurang dari 234 ayat menjelaskan mengenai tentang shalat. Salah satunya adalah ayat mengenai manfaat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat al-Ankabut ayat 45:

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Artinya :“Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ciri utama orang mukmin adalah shalatnya berkaitan dengan gerakan amar ma’ruf nahi mungkar. Ketika shalat berubah menjadi hanya sekedar kebiasaan saja, shalat akan menjadi sebuah bentuk ibadah yang tidak berpengaruh. Ibadah yang hidup adalah ibadah yang memancarkan pengaruhnya diluarnya. Sebuah shalat dikatakan sebagai sebuah ibadah yang hidup ketika shalat mampu untuk menebarkan kebaikan dalam masyarakat dan mencegah kemungkaran yang terjadi. Seberapa besar pengaruh shalat diluar shalat tersebut, maka sebesar itulah kehidupan dari shalat dan pahalanya.



Referensi

Ibnu Hajar Ansori, N. H. (2019). PSIKOLOGI SHALAT (Kajian Tematik Ayat-Ayat Shalat dengan Pendekatan Psikologi Perspektif Muhammad Bahnasi ). ResearchGate, 3.

Quran Al-maidah ayat 6. (n.d.). Retrieved 4 16, 2021, from Tokopedia: : https://www.tokopedia.com/s/quran/al-maidah/ayat-6

Qur'an surah An-nisa ayat 102. (n.d.). Retrieved 4 16, 2021, from tafsirweb.com: https://tafsirweb.com/1634-quran-surat-an-nisa-ayat-102.html

Surah Al-asr. (n.d.). Retrieved 4 16, 2021, from Kalam: https://kalam.sindonews.com/surah/103/al-asr

 

Komentar

  1. If you don't know, now you know. Salat tidak hanya akan merubahmu, tapi akan merubah tatanan sosial. Itulah alasan mengapa Islam pernah berada di zaman keemasannya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOTERAPI ISLAM : TEORI DAN PRAKTIK MENGATASI GANGGUAN KEJIWAAN

MENGAPA KITA BISA INSECURE?

MENGENAL ISTILAH TOXIC PARENTING DAN PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK