Resiliensi Islam Sebagai Spiritual dan Psychological Coping Stress

 


https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-jeans-jatuh-gerakan-7203956/


Koping religius dan percaya kepada Tuhaberkorelasi meningkatkan kesehatan mental

(Pirutinsky dkk, 2020); koping religius juga berperan dalam memunculkan kesejahteraan

psikologis (Munawar, & Choudhry, 2020).

Menurut Pargament dan Brant (2000) religious coping memiliki berbagai bentuk

yang dimaknai berbeda oleh setiap orang.

Berdasarkan pandangan ini maka Pargament dan Brant (2000) membagi Religious coping

kedaalam tiga bentuk,

yaitu:

1. Helpful forms of Religious Coping

a. Dukungan spiritual (spiritual support) dan collaborative religious

coping. Pargament (1990) yang dimaksud dukungan spiritual adalah persepsi dukungan ketika

ia meyakini bahwa Allah SWT bersamanya, senantiasa menemaninya, memberikan petunjuk

saat ia menghadapi tekanan masalah.

b. Dukungan dari jema’ah (Congregational Support) Dukungan dari ulama atau dari jama’ah

ketika menghadapi masalah akan sangat membantu seseorang untuk keluar dari masalah.

c. Benevolent Religious Reframing Memaknai masalah atau peristiwa yang tidak mengenakan

dengan berbaik sangka kepada Allah SWT.

2. Harmful forms of religious coping

a. Ketidakpuasan terhadap jama’ah dan Allah SWT (Discontent with congregation and God)

Ketika seseorang mengatakan hal negatif tentang agama, umumnya ditujukan kepada para

jemaah, ulama atau ustadz. Pada akhirnya ekspresi negatif juga ditujukan kepada Allah SWT

sebagai bentuk dari ketidakpuasan terhadap apa yang sedang dialaminya. Memunculkan

hopeless, kehilangan harapan (despair), marah atau dendam dan emosi negatif lainnya.

b. Negative religious Reframing : God punishment Memandang bahwa peristiwa yang terjadi

padanya adalah bentuk hukuman yang Allah SWT berikan kepadanya. Hal ini memunculkan

perasaan bersalah dan ketakutan yang membuat coping nya menjadi tidak efektif.

Orang yang berhasil dalam menanggulangi masalahnya adalah orang yang tidak memaknai

hubungan dengan Tuhan saat ada masalah sebagai harmful.

3. Forms of religious coping with mixed

Implication

a. Religious rituals in response crisis

Melaksanakan ritual keagamaan yang bisa menumbuhkan ketenangan. Misalnya sholat,

membaca Al-Qur’an, dzikir, puasa,

berdo’a, dll.

b. Self directing coping

Menekankan pada perasaan, individu ikut bertanggung jawab dengan masalah yang dialaminya

dan aktif mencari solusi. Self directing konotasinya menjadi negatif manakala tidak dikolaborasi

dengan coping yang lainnya yaitu mencari solusi tanpa melibatkan keberadaan Tuhan.

c. Deferring & pleading religious

coping

Meyakini bahwa Allah SWT akan memberikan solusi terbaik untuknya atau menunggu petunjuk

dari Nya dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Deferring style menempatkan

tanggung jawab dan solusi pada petunjuk Nya. Kolaborasi dari semuanya adalah

menggabungkan antara usaha pribadi dan kebergantung pada pertolongan Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOTERAPI ISLAM : TEORI DAN PRAKTIK MENGATASI GANGGUAN KEJIWAAN

MENGAPA KITA BISA INSECURE?

MENGENAL ISTILAH TOXIC PARENTING DAN PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK