KARAKTER SEORANG MUSLIM DALAM MENGHADAPI WABAH PENYAKIT


            Pada awal tahun 2020 ini negara dikejutkan dengan adanya virus berbahaya yang menyerang banyak orang. Tak sedikit virus ini menjangkiti banyak orang diberbagai belahan dunia. Virus corona atau sering dikenal dengan covid-19 ini, dapat menyebar dengan berbagai cara, seperti melalui penyebaran udara yang dikeluarkan ketika bersin, batuk maupun melalui sentuhan melalui benda-benda asing.
            Untuk menghindari dan memutus mata rantai covid-19, pemerintah membuat kebijakan dengan melakukan social distancing (pembatasan sosial) dan physical distancing (pembatasan fisik) agar tidak berkerumun dengan banyak orang dan mengurangi interaksi dengan orang secara langsung. Selain itu, juga meminimalisir untuk keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak dan sangat penting. Aktivitas sehari-hari sebisa mungkin dimaksimalkan dari rumah. Jika keluar rumah akan memiliki risiko yang tinggi untuk tertular covid-19, maka dari itu ketika keluar rumah untuk kepentingan yang mendesak dianjurkan untuk memakai masker dan tidak bersentuhan dengan orang lain, misalnya bersalaman.
Ada beberapa dampak yang besar akibat dari covid-19 terhadap aspek-aspek kehidupan manusia salah satunya, yaitu serangan psikologis. Serangan psikologis yang terjadi pada individu yaitu kecemasan dan ketakutan secara berlebihan yang dapat menyebabkan psikosomatis pada diri seseorang.




Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّـهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّـهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ ﴿٥١﴾
Katakanlah: Tidak akan menimpakan kami kecuali apa yang Allah telah tuliskan untuk kami. Dia-lah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakal orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah[9]: 51)

Semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, termasuk wabah virus corona yang sedang melanda di berbagai negara.Untuk itu kita serahkan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan berdo’a dan berusaha mencegah agar tidak tertular virus corona.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
Tidak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. At-Thaghabun [64]: 11)


            Sebagai seorang muslim seharusnya juga memiliki kepribadian yang muslim. Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19 kepribadaian Islam juga harus berjalan semestinya. Menurut Hasan Al Banna ada 10 karakteristik kepribadian muslim yaitu :
  • ·         Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Dengan memiliki aqidah yang bersih maka seseorang akan memiliki ikatan dan kedekatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ikatan yang kuat sehingga seseorang memiliki kemungkinan kecil untuk menyimpang dari ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hal ini dengan percaya bahwa semua yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita adalah yang terbaik untuk kita atau berhusnuzdan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Termasuk wabah virus corona yang saat ini sedang melanda di berbagai negara bahwa Allah Subhanawata'ala lah yang menciptakan virus corona maka Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dapat menghilangkannya.
  • ·       Shahihul Ibadah (Ibadah yang benar)
Ibadah yang benar dapat kita contoh dari cara beribadah Rasulullah Shalallahu'Alaihi Wassalam yang telah memberikan contoh bagaimana cara beribadah. Misalnya dalam sholat, maka kita melakukan gerakan sholat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Selain sholat juga ibadah-ibadah yang lain seperti puasa, haji, dan lainnya. Dengan shahihul ibadah kita dapat memanjatkan do’a dengan sungguh-sungguh supaya virus corona cepat hilang apalagi ketika waktu-waktu mustajab do’a terkabulkan misalnya, do’a orang berpuasa.
  • ·         Matunul Khuluq (Akhlak yang kokoh)
Akhlak yang kokoh atau akhlak yang mulia merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang muslim baik hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala atau dengan makhluk-makhluk-Nya. Sesama muslim kita harus saling membantu karena dengan membantu orang yang dalam kesulitan akan meringankan beban yang ada pada diri seseorang yang membutuhkan bantuan dilakukan secara ikhlas. Pada saat pandemi virus corona ini kita dapat membantu orang-orang yang mengalami kesulitan untuk mencari sumber penghasilan akibat virus corona. Kita dapat bersedekah sedikit dari harta kita kepada orang-orang yang berada dalam kesulitan dan membagikan masker kepada masyarakat. Bakti sosial sangat diperlukan dengan tetap patuh pada pencegahan covid-19.
  • ·         Qowiyyul jismi (Kekuatan jasmani)
Kekuatan jasmani yang dimiliki seorang muslim dengan memiliki daya tahan tubuh yang kuat agar dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal. Sholat, puasa, zakat, dan haji adalah amalan yang dilakukan menggunakan kekuatan jasmani seseorang apalagi dalam bentuk perjuangan. Kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit. Supaya tidak terkena virus corona berbagai pencegahan harus dilakukan supaya tidak tertular virus corona. Karena dengan menjaga kesehatan jasmani amalan yang dilakukan dengan fisik dapat dimaksimalkan.
  • ·         Mutsaqqoful fikri(Intelek dalam berpikir)
Sebagai seorang muslim memiliki wawasan keislaman dan keilmuan sangatlah penting. Karena perilaku yang akan dilakukan dimulai dari aktivitas berpikir. Bahkan salah satu sifat Rasulullah yaitu fathonah (cerdas) yang harus kita teladani. Dalam hal ini ketika kita memiliki wawasan yang lebih mengenai virus corona dapat kita bagi informasi yang didapatkan kepada orang yang belum mengetahui tentang virus corona, dalam hal pencegahan maupun penularan. Sebab tidak semua orang mengerti dan memahami situasi ini, juga memberikan edukasi kepada orang-orang yang kurang taat dengan anjuran untuk pencegahan virus corona.
  • ·         Mujahadatul Linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu)
Setiap manusia mempunyai kecenderungan antara baik dan buruk. Untuk kecenderungan baik dan menghindari hal-hal yang buruk untuk melawan hawa nafsu seseorang. Virus corona sangatlah mudah menyebar kepada seseorang untuk menghindari tertularnya virus corona kita juga harus melawan hawa nafsu untuk melakukan aktivitas yang kemungkinan dapat terkena virus corona. Misalnya, ketika akan keluar rumah untuk membeli bahan makanan dilakukan dengan cepat dan membeli kebutuhan pokok saja padahal dalam kondisi yang normal dapat berbelanja sampai berjam-jam untuk itu dengan kondisi pandemi ini diminimalisir kegiatan di luar rumah.
  • ·      Harishun ala Waqtihi (Pandai menjaga waktu)
Nabi Muhammad Shalallahu'Alaihi Wassalam memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin. Pandai menjaga waktu yaitu dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Tidak semua orang dapat memanfaatkan waktunya dengan baik, memanfaatkan waktu yang baik dibutuhkan dorongan dalam diri dan luar diri seseorang. Dibatasinya aktivitas di luar rumah tidak menjadi alasan tidak dapat memanfaatkan dengan baik karena dari rumah kita tetap bisa produktif.
  • ·       Munzhzhamun fi syuunihi (Teratur dalam suatu urusan)
Suatu urusan dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu menjadi prinsipnya. Profesi apapun yang dimiliki dilakukan secara professional walaupun dalam kondisi yang seperti ini. Sebagai mahasiswa melakukan tugasnya sebagai mahasiswa dengan melakukan perkuliahan secara daring begitu juga dosen, jika memiliki profesi yang harus keluar rumah untuk mencegah terkena covid-19 maka anjuran-anjuran pencegahan harus ditaati dengan baik.
  • ·         Qodirun Alal Kasbi (Mandiri)
Menciptakan kemandirian seorang muslim dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan ketrampilan.
  • ·    Nafi’un Lighoirihi (Bermanfaat bagi orang lain)
Hal sekecil apapun jika dapat membantu orang lain maka sesuatu hal yang kita lakukan dapat bermanfaat orang lain. Bukan hanya membantu tetapi juga terdapat kegiatan lain yang dapat memberikan keuntungan bagi orang lain. Hal ini dapat kita terapkan dalam pandemi covid-19 dengan menaati kebijakan pemerintah. 
Sebagai seorang muslim semoga kita dapat senantiasa menjadi khairu ummah bagi diri kita sendiri dan terhindar dari hal-hal yang merugikan bagi diri sendiri. Semoga Allah selalu melindungi kita semua. Aamiin Ya Rabbal’alamin
References :
Khulaisie, R. N. (2016). Hakikat Kepribadian Muslim, Seri Pemahaman Jiwa Terhadap Konsep Insan Kamil. Jurnal Reflektika , 39-57.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOTERAPI ISLAM : TEORI DAN PRAKTIK MENGATASI GANGGUAN KEJIWAAN

MENGAPA KITA BISA INSECURE?

MENGENAL ISTILAH TOXIC PARENTING DAN PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK