PSIKOLOGI ISLAM vs. PSIKOLOGI KONTEMPORER

Pemateri : M. Machbub Aozai


Kita semua pasti tidak asing dengan istilah gazwul fikr.Istilahini merujuk pada perang pemikiran, bukan lagi peperangan fisik. Salah satu agenda gazwul fikr adalah menyuguhkan berbagai teori dan ide yang bertentangan dengan agama.
Sebagai seorang muslim, bagaimana kita harus menyikapinya ? Lita harus lebih kritis terhadap ilmu pengetahuan, apakah ilmu itu mendekatkan diri kita kepada Allah atau sebaliknya. Saat ini, kemajuan IPTEK dikuasai oleh orang-orang non-Islam dan itu sebuah penistaan untuk kita. Dan mereka, sedang mempersiapkan cara untuk menghancurkan kita. (Walan tardhaa…)
Perbedaan psikologi Islam dengan psikologi kontemporer :

A. Psikologi Kontemporer
Saat muncul suatu teori baru, orang-orang akan memegang teori tersebut. Namun, jika teori ini dkritik, makam akan muncul lagi teori baru yang bertentangan dan mengalahkan teori sebelumnya. 

B. Psikologi Islam
Kita mempunyai suatu pedoman yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga, apabila satu ulama membuka teori baru, dan teori tersebut dirasa memang kurang sempurna, maka ulama lain akan menyempurnakan teori sebelumnya, begitu seterusnya.
Allah lebih bahagia pada hamba-Nya yang beristighfar dan bertaubat dibandingkan dengan hamba-Nya yang sudah putus asa di sebuah padang pasir kemudian menemukan air untuk minum.
Sebagai mahasiswa psikologi muslim, setelah kita mengkritik habis tentang psikologi kontemporer, lantas apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Kita harus lebih tertarik untuk berbagi dengan ilmuwan-ilmuwan atau peneliti di aliran tersebut, berani unjuk gigi bahwa kita memiliki pengetahuan yang luas. Tetapi, tetap perlu untuk mempelajari hal-hal yang mendasari teori psikologi islam, namun tetap harus kritis, kita harus yakin bahwa setiap ilmu pengetahuan pasti ada campur tangan dari Allah dan tugas kita adalah mencuri ilmu tersebut.
Orang Islam itu terbagi menjadi tiga dan kita sebagai kaum intelektual berada di tengah-tengah. Dua lainnya adalah liberalisme dan fanatisme. Orang liberal adalah orang-orang yang hanya mengambil dalil dimana dalil itu mengeuntungkan bagi mereka. Orang fanatik adalah orang-orang yang hanya menerima semuanya tanpa ada filter atau penyaringan.
Kita sebagai generasi intelektual harus menambah ilmu sebanyak-banyaknya dan menyaring ilmu tersebut, yang Allah atas ilmu itu maka ambillah, jika tidak maka tinggalkan.
Terakhir, pemateri mengutip kata-kata Prif. Malik Badri “ Kita harus bangga terhadap psikologi islam. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOTERAPI ISLAM : TEORI DAN PRAKTIK MENGATASI GANGGUAN KEJIWAAN

MENGAPA KITA BISA INSECURE?

MENGENAL ISTILAH TOXIC PARENTING DAN PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK